Kalau kamu pernah Cencaluk jalan-jalan ke daerah Melayu seperti Melaka, Johor, atau bahkan ke kalangan masyarakat Melayu di Indonesia, pasti nggak asing deh sama yang namanya cencaluk. Awalnya kuliner, saya juga nggak terlalu paham apa itu cencaluk sebelum coba-coba makanan khas yang satu ini. Tapi wikipedia setelah nyobain, wah… rasanya unik banget dan bikin ketagihan!
Jadi, apa sih sebenarnya cencaluk itu? Singkatnya, cencaluk adalah udang kecil yang difermentasi dalam proses tertentu, lalu diolah jadi pelengkap makan yang punya rasa asam, asin, dan aroma yang kuat. Biasanya cencaluk dimakan bareng sambal, nasi panas, atau sebagai teman lauk lain. Tapi pengalaman saya, pakai cencaluk juga bisa banget buat bikin sambal tradisional yang nendang!
Pengalaman Pertama Kenalan dengan Cencaluk
Waktu itu, saya diajak makan sama keluarga di rumah saudara yang tinggal di Johor Bahru. Ada sepiring sambal cencaluk yang bikin saya penasaran. Awalnya agak was-was karena aromanya cukup tajam, beda banget sama sambal yang biasa saya makan. Tapi begitu dicicipi, wow! Ada rasa gurih dan sedikit asam yang bikin sambal ini beda dari sambal biasa.
Yang bikin saya kagum, ternyata cencaluk itu nggak cuma pelengkap makan biasa. Bisa diolah dengan cara berbeda, bahkan dibuat sambal dadakan yang praktis banget. Dari situ saya mulai rajin cari tahu resep dan cara pakai cencaluk di dapur sendiri.
Apa Bedanya Cencaluk dan Belacan?
Kadang orang suka bingung membedakan cencaluk dan belacan (terasi). Saya juga dulu sempat salah kaprah. Keduanya sama-sama produk fermentasi dari udang, tapi proses dan teksturnya berbeda.
-
Cencaluk terbuat dari udang kecil yang difermentasi dalam waktu singkat, biasanya dengan garam. Teksturnya masih agak basah dan bentuk udangnya masih keliatan.
-
Belacan adalah fermentasi udang yang lebih lama, hasilnya berupa pasta keras yang biasanya dikeringkan. Bentuknya padat dan aromanya lebih tajam.
Kalau kamu mau coba masak sambal tradisional dengan cita rasa khas Melayu, cencaluk cocok buat yang suka rasa asam asin segar. Sedangkan belacan lebih umum dipakai dalam masakan Indonesia dan Malaysia yang butuh aroma fermentasi kuat.
Cara Membuat Sambal Cencaluk yang Simple dan Bikin Nagih
Ini bagian yang paling sering saya praktikkan di rumah. Nggak perlu ribet, cuma butuh bahan-bahan sederhana dan waktu kurang dari 10 menit.
Bahan-bahan:
-
2 sendok makan cencaluk
-
5 cabai merah keriting (sesuaikan selera pedas)
-
3 cabai rawit (kalau suka pedas)
-
1 bawang merah
-
1 siung bawang putih
-
1 buah tomat merah kecil
-
Gula merah secukupnya (untuk mengimbangi rasa asin dan asam)
-
Air jeruk limau secukupnya
Cara membuat:
-
Haluskan chili, red onion, bawang putih, dan tomat menggunakan cobek atau blender kasar.
-
Tambahkan cencaluk, ulek bersama sampai tercampur rata.
-
Tambahkan gula merah dan perasan jeruk limau, aduk rata.
-
Cicipi sambal, sesuaikan rasa sesuai selera.
This chili sauce enak banget dimakan dengan nasi putih hangat, lauk sederhana seperti ikan goreng, atau tempe goreng. Waktu pertama kali buat, saya sempat kaget karena rasa asam asin yang pas, bikin makan jadi makin semangat.
Tips Memilih Cencaluk Berkualitas
Kalau kamu tertarik mencoba cencaluk, penting banget buat tahu cara memilih yang bagus supaya rasa dan aroma tetap enak tanpa bikin mual.
-
Pilih cencaluk yang warnanya merah muda cerah atau agak kecoklatan. Kalau warnanya terlalu gelap atau ada bercak hitam, mending jangan dibeli.
-
Perhatikan aroma. Cencaluk yang bagus memiliki bau fermentasi khas tapi tidak menyengat seperti bau busuk.
-
Kalau beli cencaluk kemasan, pastikan tanggal kadaluarsa masih aman dan penyimpanannya benar (biasanya di kulkas).
Saya pernah coba beli cencaluk yang sudah terlalu lama, dan hasil sambalnya jadi bau tengik, bikin batal makan! Jadi jangan asal pilih ya, karena kualitas cencaluk sangat berpengaruh ke rasa masakan.
Kenapa Cencaluk Bisa Jadi Favorit Banyak Orang?
Kalau ditanya kenapa saya sampai suka banget sama cencaluk, jawabannya karena cencaluk memberikan rasa unik yang nggak bisa digantikan oleh bumbu lain. Ada sensasi fermentasi yang bikin makanan terasa lebih “hidup”.
Selain itu, cencaluk juga kaya akan probiotik karena proses fermentasinya. Jadi, selain bikin makanan tambah sedap, ada kemungkinan membantu pencernaan juga—walaupun saya nggak pakar gizi, tapi ini yang sering saya dengar dari beberapa teman.
Banyak orang di wilayah Malaysia dan Indonesia bagian timur menjadikan cencaluk sebagai bumbu wajib saat memasak atau makan. Bahkan, cencaluk jadi semacam identitas rasa khas di berbagai hidangan Melayu.
Kesalahan yang Pernah Saya Lakuin Saat Pakai Cencaluk
Kalau kamu pikir pakai cencaluk itu gampang, saya juga pernah salah langkah, kok. Pernah suatu waktu saya terlalu banyak pakai cencaluk waktu bikin sambal, jadinya rasa sambalnya terlalu asin dan fermentasinya terlalu kuat sampai bikin teman-teman makan jadi menahan napas.
Pelajaran dari situ, sebaiknya gunakan cencaluk sedikit-sedikit dulu, terus coba dulu rasanya sebelum nambah. Kadang, kesederhanaan adalah kunci supaya rasa sambal tetap seimbang.
Kombinasi Cencaluk dalam Masakan Lain
Selain sambal, cencaluk juga enak dipakai buat:
-
Asam pedas: Tambahkan cencaluk sedikit ke kuah asam pedas, rasa seafoodnya makin nendang.
-
Kerabu atau salad ala Melayu: Campur cencaluk dengan irisan timun, bawang, dan cabai, bikin segar dan gurih.
-
Ikan bakar: Olesan sambal cencaluk di ikan bakar bikin rasa lebih kaya dan autentik.
Saya dulu pernah coba-coba bikin tumis kangkung pakai cencaluk. Hasilnya lumayan enak walau saya pakai sedikit aja, supaya aroma nggak terlalu dominan.
Cencaluk di Era Modern: Dari Tradisional ke Kreatif
Belakangan ini, saya perhatikan semakin banyak orang kreatif yang mulai memakai cencaluk di masakan fusion atau modern. Misalnya, ada yang bikin pizza cencaluk, atau dipakai dalam saus pasta dengan sentuhan Asia Tenggara.
Saya pribadi belum berani coba yang terlalu aneh, tapi ide itu bikin saya makin respect sama tradisi kuliner yang bisa diadaptasi terus-terusan.
Kesimpulan: Kenapa Kamu Harus Coba Cencaluk
Kalau kamu belum pernah coba, cobalah. Mungkin awalnya agak aneh karena aromanya yang tajam dan khas, tapi setelah terbiasa, cencaluk bisa jadi bumbu rahasia yang bikin masakan kamu beda.
Selain itu, belajar mengenal dan memakai cencaluk itu bikin kita lebih paham budaya makanan yang unik dari Nusantara dan sekitarnya. Saya merasa, makan dengan cencaluk itu seperti mengenal cerita dan tradisi lewat rasa.
Jangan lupa, pakai secukupnya dulu, sesuaikan dengan selera, dan kalau bisa, cari cencaluk yang kualitasnya bagus supaya hasil masakan kamu maksimal. Selamat mencoba dan semoga pengalaman kamu dengan cencaluk bisa seseru saya!
Baca Juga Artikel Ini: Makanan Khas Betawi yang Wajib Kamu Coba