Saya masih ingat betul pertama kali melihat Tari Tanggai di sebuah acara budaya di Palembang. Saat itu, saya benar-benar terpukau. Bukan hanya karena kostumnya yang gemerlap atau gerakan penarinya yang anggun, tapi karena seluruh penampilannya begitu memancarkan nuansa sakral sekaligus keindahan artistik yang kental. Tari Tanggai bukan sekadar tarian, tapi lambang kehormatan, penyambutan, dan adat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Sumatra Selatan.
Mengapa Tari Tanggai Layak Dilestarikan
Culture Tari Tanggai bukan cuma peninggalan budaya yang indah dilihat, tapi juga penuh makna. Dalam setiap gerakannya, tersimpan filosofi tentang kesopanan, penghormatan, dan kebijaksanaan wanita Palembang. Yang bikin saya makin kagum, tarian ini biasanya dibawakan untuk menyambut tamu penting atau pengantin pria dalam pernikahan adat. Jadi, rasanya bukan cuma menari, tapi sedang mendoakan dan memuliakan orang lain.
Zaman sekarang, kita makin jarang lihat tarian tradisional seperti ini ditampilkan dalam acara modern. Dan itu yang bikin saya merasa kita wajib banget melestarikannya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang bakal ngenalin budaya ini ke generasi selanjutnya?
Seni Keindahan Tari Tanggai yang Mempesona
Salah satu daya tarik utama Tari Tanggai adalah busana penarinya yang kaya akan detail dan makna simbolis. Mereka memakai tanggai (hiasan jari emas) di ujung jari, yang menciptakan ilusi seperti jari-jari memanjang—membuat gerakan tangan tampak makin anggun dan magis. Belum lagi mahkota dan songket Palembang yang mereka kenakan, benar-benar merepresentasikan kemewahan dan keanggunan wanita bangsawan Melayu.
Gerakannya? Simetris, lembut, dan penuh konsentrasi. Setiap gerakan tangan, jalan pelan, dan lenggok tubuhnya seolah menyampaikan pesan tak terucap. Saat saya mencoba mempelajarinya, saya baru sadar: ini bukan cuma soal menari, tapi juga soal sikap dan rasa hormat.
Tips Mempelajari Gerakan Tari Tanggai
Buat yang tertarik belajar Tari Tanggai, saya saranin mulai dari memahami maknanya dulu. Ini bukan tarian yang bisa asal joget, karena tiap gerakan ada filosofinya. Misalnya, tangan yang terbuka ke atas menandakan permohonan doa, sementara senyum lembut penari melambangkan keikhlasan.
Latihan dasarnya bisa dimulai dari gerakan tangan dan kaki yang sederhana. Fokuslah pada kehalusan gerakan, bukan kecepatan. Ikuti kelas tari tradisional atau tonton video penampilan tari asli dari Palembang. Kalau bisa belajar langsung dari pelatih tari daerah, itu lebih bagus lagi karena mereka biasanya tahu cerita-cerita di balik gerakan yang nggak kita dapat dari YouTube.
Dan satu lagi, siapin fisik. Walau terlihat pelan, Tari Tanggai sebenarnya cukup menguras tenaga karena postur tubuh harus tegak dan gerakannya harus konsisten. Saya pernah salah posisi sedikit aja, dan hasilnya? Pegal semua!
Tari Tanggai di Mata Pecinta Seni
Teman saya yang seorang fotografer budaya bilang, Tari Tanggai adalah salah satu tarian paling fotogenik di Indonesia. Warna-warnanya kontras, pencahayaan di atas panggung bikin hiasan emas berkilau, dan ekspresi penarinya selalu punya cerita. Dia bahkan sampai bela-belain terbang ke Palembang demi mendokumentasikan satu sesi pementasan tari ini dalam pernikahan adat.
Bagi para penari profesional atau kolektor seni pertunjukan, Tari Tanggai dianggap sebagai bentuk kesenian tinggi yang menggabungkan teknik, estetika, dan spiritualitas. Banyak dari mereka menjadikan tarian ini sebagai bentuk meditasi, karena butuh fokus dan perasaan mendalam untuk bisa membawakannya dengan benar.
Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Tari Tanggai
Nah, ini penting banget. Banyak yang bilang budaya kita mulai ditinggalkan karena anak muda lebih suka tren luar. Tapi menurut saya, tinggal cara mengenalkannya aja yang perlu disesuaikan. Tari Tanggai bisa banget dikemas ulang jadi konten menarik di TikTok atau Instagram Reels tanpa menghilangkan esensinya. Mungkin bikin behind the scenes latihan, atau video transformasi dari busana biasa ke busana tari lengkap.
Beberapa sekolah di Palembang juga sudah mulai mengajarkan tarian ini sebagai ekstrakurikuler, dan saya rasa itu langkah yang keren banget. Semakin muda mereka belajar, semakin besar kemungkinan budaya ini bertahan.
Tari Tanggai dan Makna Sakral di Baliknya
Yang paling bikin saya makin menghargai Tari Tanggai adalah makna sakral yang menyertainya. Ini bukan cuma pertunjukan tari biasa—tapi juga doa, penghormatan, dan ekspresi budaya yang mendalam. Dulu, Tari Tanggai hanya ditampilkan dalam upacara-upacara penting seperti penyambutan tamu kehormatan atau resepsi pernikahan adat. Gerakan yang penuh kelembutan itu menyimbolkan ketulusan hati dan kehormatan seorang perempuan Palembang saat menyambut tamunya.
Saya sempat ngobrol dengan seorang penari senior di Palembang. Katanya, sebelum tampil, penari biasanya akan berdoa agar pertunjukannya lancar dan membawa keberkahan bagi yang menonton. Ini bikin saya sadar bahwa Tarian Tanggai bukan sekadar seni pertunjukan, tapi juga spiritual dan penuh rasa hormat kepada adat.
Modernisasi dan Peluang Promosi Tari Tanggai
Meski budaya modern terus berkembang, Tari Tanggai nggak lantas tenggelam. Banyak komunitas seni dan institusi pendidikan yang mulai mengadaptasi pertunjukan ini ke dalam kemasan yang lebih segar. Misalnya, dengan sentuhan tata panggung yang modern atau penggabungan musik tradisional dan digital agar menarik minat generasi muda.
Saya sempat melihat sebuah video di media sosial—seorang remaja membawakan Tari Tanggai diiringi dengan alunan musik yang dikolaborasi dengan beat elektronik lembut. Hasilnya? Tetap anggun, tetap sakral, tapi relevan buat penonton muda. Dan video itu viral! Ini bukti kalau Tarian Tanggai masih sangat bisa bersaing di era digital, asalkan disampaikan dengan pendekatan yang tepat.
Tari Tanggai di Mata Pecinta Seni dan Budaya
Sebagai seorang penikmat seni tradisional, saya sering ikut forum diskusi budaya—baik offline maupun online. Menariknya, Tari Tanggai hampir selalu jadi salah satu topik yang membuat orang kagum. Banyak pecinta seni dari luar daerah, bahkan luar negeri, yang menyebut Tarian Tanggai sebagai “the true elegance of Indonesian traditional dance.”
Mereka bilang, gerakan Tari Tanggai itu bukan hanya indah tapi juga “berbicara”. Setiap jari yang mengembang, setiap gerakan kepala yang halus, bahkan sorot mata para penari—semuanya punya makna. Tidak heran kalau banyak event kebudayaan internasional yang menjadikan Tari Tanggai sebagai salah satu wakil dari Indonesia. Tari ini adalah etalase kehormatan dan keanggunan perempuan Sumatera Selatan.
Saya pribadi pernah menyaksikan pertunjukan Tari Tanggai saat Festival Sriwijaya di Palembang. Penarinya tampil dengan busana adat lengkap dan gemerlap, dengan tangan berhiaskan tanggai emas. Rasanya merinding. Ada semacam aura magis yang muncul dari panggung—campuran rasa bangga, takjub, dan haru. Saat itulah saya sadar, budaya Indonesia itu luar biasa kaya dan memikat.
Upaya Pelestarian dan Harapan ke Depan
Kita semua tahu, menjaga warisan budaya itu nggak semudah membalik telapak tangan. Tapi kalau bukan kita, siapa lagi? Untungnya, pemerintah daerah dan banyak komunitas lokal mulai aktif melestarikan Tarian Tanggai melalui pelatihan, lomba, sampai kurikulum kesenian di sekolah. Bahkan ada beberapa channel YouTube dan TikTok edukatif yang ngajarin gerakan dasar Tari Tanggai secara step by step. Ini langkah yang sangat positif.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Dramatari Mak Yong: Menyusuri Keindahan Seni Tradisional yang Harus Dilestarikan disini