You are currently viewing Gan Kim Yong: Ketegasan dan Empati dalam Menghadapi Krisis

Gan Kim Yong: Ketegasan dan Empati dalam Menghadapi Krisis

Jujur aja, nama Gan Kim Yong pertama kali muncul di radar gue tuh waktu pandemi COVID-19 meledak dan Singapura masuk berita internasional. Waktu itu semua orang panik, semua negara goyang, termasuk Indonesia.

Dan gue mulai ngelirik ke arah Singapura karena penasaran—kok mereka bisa kelola pandemi segitu rapi? Waktu itulah nama Gan Kim Yong mulai sering nongol di laporan harian, press release, dan artikel luar negeri. Ternyata beliau adalah Menteri Kesehatan Singapura saat itu, dan yang paling menarik, gayanya itu… kalem tapi dalam.

Gue yang selama ini skeptis sama figur menteri di mana pun, langsung ngerasa, “Eh, ini orang beda.” Gak neko-neko, gak penuh retorika, tapi setiap kata-katanya tuh padat dan nancep.

Di Tengah Kekacauan Global, Dia Tenang Tapi Tegas

Gan Kim Yong

Salah satu momen yang paling gue inget adalah saat dia bilang, “We should not be afraid, but we should be prepared.” Kalimat itu sederhana banget, tapi punya efek menenangkan. Di saat banyak pemimpin dunia panik dan salah langkah, dia justru jadi jangkar buat ketenangan rakyatnya.

Gue sebagai orang biasa, yang cuma bisa ngikutin berita dan belajar dari jauh, mulai mikir: “Gimana kalau krisis itu bukan soal siapa yang paling tahu, tapi siapa yang paling tenang?”

Dan dari situ, gue mulai ngebaca lebih dalam soal sepak terjang dia—ternyata Gan Kim Yong ini bukan tokoh baru di pemerintahan Singapura. Kariernya udah panjang, dari Kementerian Pendidikan, sampai akhirnya memegang posisi krusial di Kesehatan dan kemudian Perdagangan & Industri.

Belajar dari Gaya Komunikasinya: Slow but Solid

Gue juga suka banget cara dia komunikasi. Serius, coba deh bandingin gaya dia dengan pejabat lain yang suka ribut di media. Gan Kim Yong tuh kayak… senjata diam-diam yang efisien. Gak terlalu vokal, tapi kalau udah ngomong, masyarakat denger.

Waktu pandemi, dia sering banget tampil bareng Lawrence Wong dan para pakar. Tapi dia gak pernah dominan. Dia kasih ruang buat sains bicara. Ini hal yang menurut gue langka banget: pemimpin yang ngerti kapan harus bicara, dan kapan harus dengar.

Dan buat gue pribadi, itu pelajaran penting—kadang kita sibuk pengen didengar, padahal kuncinya justru ada di mendengarkan dengan jernih.

Kepemimpinan yang Berdasar Empati dan Data, Bukan Sekadar Kebijakan

Gan Kim Yong

Yang bikin Gan Kim Yong makin gue hormati adalah, kebijakannya selalu dibarengi empati. Waktu tenaga kerja migran di Singapura kena lonjakan kasus COVID-19, dia gak lempar tanggung jawab. Malah makin aktif hadirkan solusi: dari pemindahan lokasi, perawatan layak, sampai regulasi ketat tapi manusiawi.

Gue ngeliat, ini pemimpin yang gak cuman pinter nyusun strategi, tapi juga ngerti rasa. Di Indonesia sendiri, kadang kita kekurangan sosok seperti ini—yang bisa tegas dan lembut, gak semata-mata teknokrat, tapi juga punya sentuhan hati.

Pindah ke Kementerian Perdagangan & Industri: Tetap Low Profile, Tetap Kuat

Tahun 2021, Gan Kim Yong pindah ke posisi Menteri Perdagangan dan Industri. Banyak yang bilang ini semacam promosi. Tapi yang menarik, gaya dia gak berubah. Tetap kalem, tetap datar, tapi lo bisa liat kerjanya nyata. Khususnya saat Singapura mulai pulih ekonomi pasca-COVID, dia jadi kunci dalam banyak negosiasi dagang penting, dikutip dari laman resmi Wikipedia.

Gue jadi makin percaya sama satu hal: kerja sunyi kadang lebih powerful daripada kerja yang rame di permukaan.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Gan Kim Yong (Bahkan Kalau Kita Bukan Politisi)

Gan Kim Yong

Ini yang penting banget menurut gue. Gak semua orang harus jadi pemimpin negara. Tapi kita semua bisa belajar jadi pemimpin buat diri sendiri, keluarga, dan komunitas. Dan dari Gan Kim Yong, gue dapet banyak banget pelajaran hidup:

  • Tenang dalam krisis jauh lebih berguna daripada panik dengan gaya.

  • Jadilah pemimpin yang bisa mendengar lebih banyak daripada berbicara.

  • Kerja nyata akan dikenang, meski lo gak trending di medsos.

  • Empati dalam kebijakan bukan kelemahan, tapi justru kekuatan.

Penutup: Kadang yang Paling Diam, Justru yang Paling Berdampak

Gan Kim Yong bukan tokoh flamboyan. Dia gak sering muncul di media sosial. Tapi, buat gue dan jutaan warga Singapura—dan bahkan kita yang ngamatin dari jauh—dia adalah contoh nyata bahwa pemimpin itu bukan soal citra.

Pemimpin sejati tuh soal tanggung jawab, kejelasan visi, dan konsistensi kerja.

Dan setiap kali gue baca berita soal beliau, ada satu kalimat yang selalu muncul di kepala:

“You don’t need to be loud to lead. You just need to be clear, firm, and human.”

Baca Juga Artikel dari: Terong Tawah dan Pelajaran Hidup dari Kebun Kecil di Rumah

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi

Author