toxic relationship? Tentu, kita semua menginginkan hubungan yang sehat, penuh kebahagiaan, dan saling mendukung. Tapi, kalau sudah terjebak dalam hubungan yang penuh dengan manipulasi, kontrol, dan ketidaknyamanan, itu yang disebut sebagai toxic relationship. Dan percayalah, hubungan lifestyle seperti ini bisa merusak mental dan emosional kita tanpa kita sadari.
Saya dulu pernah berada di dalam hubungan yang sangat merusak, dan seiring berjalannya waktu, saya baru sadar betapa besar dampaknya terhadap kesehatan mental saya. Sebagai seseorang yang selalu merasa optimis, saya benar-benar terkejut halodoc saat melihat diri saya terjebak dalam pola toxic yang membuat saya merasa cemas dan tak berharga. Ternyata, ini adalah salah satu tanda pertama dari toxic relationship: perasaan rendah diri yang semakin mendalam.
-
Selalu Merasa Cemas dan Tak Pantas
Pernah nggak sih, kalian merasa nggak tenang dalam hubungan, kayak ada yang salah tapi nggak bisa dijelaskan? Itulah salah satu tanda dari toxic relationship. Pasangan yang berada dalam hubungan semacam ini seringkali membuat kita merasa tidak cukup baik atau tidak pantas untuk sesuatu yang lebih baik. Pernah nggak, sih, merasa takut untuk menyampaikan pendapat karena takut akan dicemooh atau dihina?
Saya pernah merasakan hal itu. Setiap kali ada masalah kecil, pasangan saya langsung menyalahkan saya tanpa melihat dari sudut pandang saya. Itu membuat saya selalu merasa cemas dan nggak pernah merasa cukup baik. Dan yang lebih parahnya, perasaan cemas ini nggak cuma terjadi saat berinteraksi dengan pasangan, tapi juga meluas ke kehidupan sehari-hari. Itulah kenapa toxic relationship bisa merusak mental, sebab kita terus dibombardir dengan perasaan negatif yang nggak ada habisnya.
-
Perasaan Tidak Dihargai dan Ditinggalkan
Ciri lain dari toxic relationship adalah perasaan tidak dihargai. Jika pasangan sering meremehkan atau mengabaikan usaha yang kita lakukan, ini adalah tanda besar bahwa hubungan tersebut beracun. Contoh yang saya alami dulu adalah ketika saya selalu berusaha memberi yang terbaik, tetapi pasangan saya selalu merasa lebih superior dan tidak pernah mengapresiasi apa yang saya lakukan.
Saya ingat saat saya menyiapkan kejutan kecil untuk pasangan, tetapi dia malah terlihat tidak peduli dan lebih fokus pada hal lain. Lama-lama, saya mulai merasa tidak dihargai dan terabaikan, dan perasaan ini semakin menumpuk. Kalau sudah begini, mental kita bisa sangat terganggu. Kita merasa tidak ada artinya, tidak penting, dan seolah-olah kita selalu gagal dalam menjaga hubungan itu.
-
Manipulasi Emosional yang Membingungkan
Manipulasi emosional adalah senjata ampuh dalam toxic relationship. Ini bisa berupa gaslighting, di mana pasangan membuat kita merasa gila atau paranoid hanya karena pandangan kita berbeda dengan pandangannya. Saya pernah mengalami hal ini, di mana pasangan saya membalikkan fakta dan membuat saya merasa tidak tahu apa yang saya rasakan.
Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi emosional yang sangat merusak mental. Awalnya, saya merasa bingung dan mulai mempertanyakan diri sendiri. Namun, setelah saya benar-benar sadar, saya mulai memahami bahwa itu semua adalah bagian dari strategi untuk mempertahankan kontrol atas diri saya. Jika dibiarkan, hubungan seperti ini benar-benar bisa membuat kita merasa tidak ada yang benar dalam diri kita.
-
Sering Terjadi Konflik yang Tidak Selesai
Apakah dalam hubungan kalian seringkali ada masalah yang nggak pernah selesai? Tiap kali konflik muncul, semuanya hanya berakhir dengan pertengkaran tanpa solusi? Nah, itulah ciri lainnya dari toxic relationship. Hubungan yang sehat pasti bisa mencari jalan keluar dari konflik, sementara dalam toxic relationship, masalah sering kali terjebak dalam lingkaran yang tidak pernah berujung.
Saya juga pernah berada di titik ini, di mana kita terus berdebat tanpa hasil. Itu nggak hanya melelahkan, tapi juga sangat merusak mental. Mungkin awalnya kita berharap masalah bisa diselesaikan, tetapi lama-lama, kita merasa lelah dan tertekan, sampai akhirnya kita nggak tahu lagi bagaimana cara untuk mengatasi konflik tersebut.
-
Tindak Kekerasan atau Ancaman
Toxic relationship bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih berbahaya, salah satunya kekerasan fisik atau verbal. Kekerasan ini bisa berupa penghinaan, ancaman, atau bahkan tindakan fisik yang membuat kita merasa terintimidasi. Tidak ada ruang untuk merasa aman dan dihargai dalam hubungan yang seperti ini.
Saya pernah mendengar cerita teman yang terjebak dalam hubungan yang penuh ancaman, di mana setiap kali pasangan marah, dia akan mengancam untuk meninggalkan atau menyakiti diri sendiri. Itu jelas bukan hubungan yang sehat, dan pada akhirnya hanya akan merusak mental kita. Kekerasan dalam bentuk apa pun harus segera dihentikan, karena dampaknya sangat besar, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional.
-
Rasa Malu dan Canggung yang Terus Menerus
Satu hal yang sering kali saya rasakan dalam toxic relationship adalah perasaan canggung dan malu yang terus menerus ada di dalam diri. Perasaan malu ini bisa muncul karena sering kali kita merasa dipermalukan oleh pasangan kita, baik di depan orang lain atau secara pribadi. Perasaan seperti ini perlahan menggerogoti rasa percaya diri kita, sampai kita merasa tidak nyaman untuk berada di sekitar orang lain.
Ketika perasaan canggung dan malu ini dibiarkan, efeknya bisa sangat panjang. Rasa tidak nyaman ini bisa berkembang menjadi ketakutan yang mendalam terhadap penilaian orang lain, bahkan ketika kita tidak berada dalam hubungan tersebut. Pada akhirnya, toxic relationship bisa merusak mental dan menghancurkan kepercayaan diri kita.
-
Merasa Terkekang dan Terjebak
Saya yakin banyak dari kita yang pernah merasa terjebak dalam hubungan yang nggak bisa kita keluar dari situasi tersebut. Rasa terkekang ini sering kali datang ketika pasangan kita terlalu mengontrol setiap langkah kita, mulai dari apa yang kita pakai hingga dengan siapa kita bergaul. Terkadang, kita nggak sadar bahwa kita sudah kehilangan kebebasan dalam hubungan ini.
Ada satu masa ketika saya merasa seperti hidup di dalam sangkar. Setiap langkah yang saya ambil selalu dipertanyakan, dan saya selalu merasa dipantau. Pada akhirnya, ini membuat saya merasa terkekang dan kehilangan identitas diri. Ini adalah tanda jelas dari toxic relationship yang bisa merusak mental kita dalam jangka panjang.
Bagaimana Menghadapinya?
Jika kalian merasa terjebak dalam toxic relationship, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali tanda-tanda ini. Sadar atau tidak, hubungan seperti ini bisa merusak mental kita. Jangan biarkan diri kalian terus terjebak dalam hubungan yang hanya memberi rasa sakit.
Ambil langkah untuk berbicara dengan seseorang yang bisa dipercaya, seperti teman dekat atau seorang profesional. Terkadang, kita butuh orang lain untuk memberikan perspektif objektif yang bisa membantu kita keluar dari situasi tersebut.
Penutup
Toxic relationship memang bisa merusak mental kita dengan sangat cepat. Jangan biarkan diri kalian terjebak lebih lama. Jika kalian merasakan adanya tanda-tanda seperti yang sudah saya bahas tadi, jangan ragu untuk mengambil langkah untuk melindungi diri kalian. Ingat, kesehatan mental kita jauh lebih penting daripada hubungan yang merusak.
Baca Juga Artikel Ini: Mengatasi Rambut Rontok Karena Stres: Tips Ampuh yang Harus Kamu Coba