Saya pernah ke Bali tiga kali. Ke Yogyakarta lima kali. Tapi ke Lombok? Hanya sekali. Tapi satu kali itu cukup buat bikin saya susah lupa—gara-gara satu tempat: Pantai Selong Belanak.
Kalau kamu belum pernah dengar soal pantai Pantai Selong Belanak, percaya deh… kamu bukan satu-satunya. Bahkan waktu saya pertama kali diajak ke sana, saya sempat nanya, “Itu pantai baru ya?” Padahal udah lama banget jadi tempat main favorit para bule yang nyari ketenangan.
Dan jujur aja, saya pun dulu skeptis. Pantai di Indonesia kan banyak, dari ujung barat sampai timur. Tapi pas saya sampai, rasanya kayak nemu tempat yang cuma ada di kartu pos atau wallpaper Windows XP, versi tropis. Serius. Yuk, saya ceritain semuanya…
Pertama Kali ke Selong Belanak – Awalnya Salah Rencana
Perjalanan saya travel ke Pantai Selong Belanak itu sebenarnya nggak direncanakan. Saya dan dua teman guru lainnya waktu itu mau ke Pantai Mawun. Tapi entah kenapa, GPS-nya error dan malah ngarahin ke jalanan kecil berdebu yang bikin mobil sewaan kami terguncang-guncang.
Salah satu teman saya, Bu Rina, udah manyun duluan. “Aduh, kita beneran lewat sini? Ini kayak jalan ke kebun, bukan ke pantai!”
Saya nyetir sambil mikir, “Udah tanggung.” Dan untungnya kami tetap lanjut. Karena begitu sampai di atas bukit kecil, pemandangan terbuka: hamparan pasir putih berbentuk bulan sabit, dikelilingi bukit hijau, dan laut biru kehijauan yang jernih banget. Semua langsung terdiam. Literally speechless Wikipedia.
Dan dari situ, petualangan kami dimulai.
Apa yang Bikin Pantai Selong Belanak Itu Populer Banget?
Saya sempat ngobrol sama salah satu warga lokal yang sewain papan selancar. Namanya Bang Deni. Dia bilang, Pantai Selong Belanak dulu cuma pantai nelayan biasa. Tapi sejak tahun 2010-an, makin banyak turis asing yang datang, terutama buat belajar surfing.
Dan emang, garis pantainya panjang, ombaknya jinak, dan dasar lautnya landai banget. Buat yang baru belajar surfing (kayak saya yang akhirnya nyerah di pelajaran pertama ), ini spot yang cocok. Bahkan banyak bule bawa anak-anak kecil buat latihan di sini.
Tapi bukan cuma soal surfing aja ya…
-
Pasirnya itu loh… halus kayak tepung. Serius. Jalan tanpa sandal pun nggak sakit.
-
Bentuk pantainya cembung, seperti teluk besar yang nyaman dipandang mata.
-
Langitnya jernih banget. Sunset di sini tuh luar biasa—warna oranye, merah, ungu campur jadi satu.
Dan yang paling penting? Belum seramai Kuta Lombok atau Gili Trawangan. Kalau kamu tipe orang yang suka nyari tempat tenang buat healing beneran, ini dia tempatnya.
Keunikan Pantai Selong Belanak – Nggak Cuma Soal Laut
Satu hal yang nggak saya duga adalah: di ujung kiri pantai, ada kampung nelayan kecil. Di situ kamu bisa lihat perahu-perahu tradisional berjejer rapi. Saya sempat iseng ngobrol sama salah satu nelayan yang lagi bersih-bersih jala.
“Udah dari kecil di sini, Pak?” tanya saya.
“Udah, dari lahir. Sekarang mancingnya nggak sejauh dulu, karena banyak wisatawan, jadi lebih banyak nyewain perahu buat yang pengin muter-muter pantai.”
Lucu ya? Pariwisata perlahan mengubah cara hidup masyarakat lokal, tapi tetap dengan gaya yang damai dan nggak memaksa. Beda banget sama tempat wisata lain yang udah komersil banget.
Selain itu, saya juga nemu satu warung kecil yang jual nasi campur khas Sasak. Harganya? Rp15.000! Isinya sambal beberuk, ayam taliwang mini, tahu, tempe, dan sayur urap. Gila, itu makan siang terenak selama saya di Lombok.
Tips Mengunjungi Pantai Selong Belanak – Biar Nggak Zonk!
Nah, karena saya udah pernah ngalamin, saya bagi beberapa tips penting biar kamu juga bisa dapetin pengalaman terbaik di sana:
a. Datang Pagi atau Sore
Tengah hari tuh panasnya nyengat banget. Saya sempat datang jam 1 siang, dan langsung nyari tempat teduh sambil geleng-geleng, “Kenapa tadi nggak datang jam 9 aja ya?” Pagi itu perfect buat berenang atau jalan di pasir. Sore? Cocok buat sunset dan leyeh-leyeh sambil ngopi.
b. Sewa Motor dari Kuta Mandalika
Kalau kamu nginapnya di sekitar Kuta Mandalika, lebih enak naik motor ke Pantai Selong Belanak. Jalannya cukup bagus, dan sepanjang perjalanan kamu bakal lihat sawah, perbukitan, dan peternakan sapi. Unik banget, karena kadang kamu harus berhenti nungguin sapi nyebrang jalan
c. Jangan Lupa Sunblock dan Kacamata
Sinar matahari di sini langsung nembus kulit. Jadi jangan sok kuat ya. Saya dulu males pakai sunblock, dan hasilnya: gosong kaya kerupuk terbakar.
d. Bawa Uang Cash
Meskipun udah ada beberapa warung dan spot minum kopi, jangan ngarepin semua bisa bayar pakai QRIS atau kartu. Beberapa spot masih cash only.
e. Bawa Plastik Sendiri untuk Sampah
Ini pantai cantik banget. Jadi jangan jadi pengunjung yang ninggalin jejak buruk. Saya biasanya bawa kantong plastik sendiri buat bungkus sampah, lalu buang di tempat sampah besar dekat parkiran.
Pengalaman yang Nggak Akan Saya Lupa
Saya masih ingat betul sore itu. Duduk di pasir, sambil nyuapin jagung bakar ke mulut, mata saya terus mengarah ke garis cakrawala. Anak-anak kecil main bola, bule-bule latihan surfing, dan suara debur ombak yang ritmis banget.
Saya sempat mikir, “Kenapa saya nggak tahu tempat ini dari dulu?”
Pantai Selong Belanak ngajarin saya satu hal: kadang, hal terbaik dalam hidup itu nggak perlu ribet. Cuma butuh laut yang tenang, angin semilir, dan waktu buat diem sejenak dari dunia yang berisik.
Dan ya, Pantai Selong Belanak ngasih saya semua itu.
Cara Menuju ke Pantai Selong Belanak – Gampang Nggak Sih?
Buat yang pertama kali ke Lombok, mungkin agak bingung—apalagi kalau datang tanpa travel agent. Tapi tenang, saya kasih breakdown-nya berdasarkan pengalaman pribadi:
a. Dari Bandara Internasional Lombok (ZAM)
Ini rutenya yang paling umum dan cepat. Dari bandara, tinggal naik motor atau mobil sekitar 45–60 menit. Jalannya udah bagus, meskipun di beberapa titik agak sepi. Saran saya, jangan sampai malam banget di jalan, karena penerangan minim.
b. Lewat Kuta Mandalika
Kalau kamu nginep dulu di sekitar Mandalika (dan ini umum karena banyak hotel), jaraknya ke Selong Belanak cuma sekitar 30–40 menit naik motor. Jalannya naik-turun bukit, tapi justru itu yang bikin pemandangannya keren.
Waktu saya lewat jalur ini, kami sempat berhenti di satu titik pandang (viewpoint) di atas bukit. Dari situ, seluruh Pantai Selong Belanak terlihat seperti mangkuk biru besar dengan pinggiran putih. Gokil sih itu pemandangan. Nggak heran banyak yang berhenti buat selfie.
c. Alternatif Transportasi
-
Sewa motor: Biaya sekitar Rp70.000 – Rp100.000/hari
-
Sewa mobil: Mulai dari Rp400.000/hari, biasanya udah sama sopir
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Hutan Pinus Mangunan: Pengalaman dan Tips Lengkap dari Aku disini