You are currently viewing Abu Bakar BaAsyir: Mengurai Benang Kusut Kontroversi di Balik Sosok Abu Bakar Ba’asyir

Abu Bakar BaAsyir: Mengurai Benang Kusut Kontroversi di Balik Sosok Abu Bakar Ba’asyir

Mengurai Benang Kusut Kontroversi di Balik Sosok Abu Bakar Baasyir

Nama Abu Bakar Baasyir kembali mencuat ke publik setelah rekaman suaranya yang berisi pernyataan dukungan kepada Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar viral di media sosial.

Putra Abu Bakar Baasyir, Abdul Rohim, mengonfirmasi kebenaran rekaman suara itu. Pernyataan itu pun memantik perbincangan.

Terlebih setelah Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) secara spesifik meminta warga Nahdlatul Ulama (NU) tidak memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang didukung Abu Bakar Baasyir.

Yenny Wahid selaku Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan sepakat dengan Gus Ipul.

Yenny menilai kelompok yang berseberangan dengan nilai-nilai Pancasila tak perlu diberikan ruang dalam kontestasi politik. Ia menegaskan Pancasila merupakan filosofi dasar dari negara Indonesia.

Ia menilai kelompok yang berseberangan patut diwaspadai lantaran mereka memiliki agenda-agenda terselubung.

“Jadi dalam konteks itu, ucapan Gus Ipul itu sebetulnya sebagai Sekjen PBNU sudah pas,” jelasnya.

Sementara itu, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menganggap Gus Ipul tak konsisten dengan sikap PBNU. Ia mengingatkan bahwa PBNU telah mengambil sikap untuk tak berpihak di pilpres.

“Saya kira itu mengada-ada. Dan tidak konsisten dengan statement sebelumnya bahwa PBNU netral,” kata Cak Imin di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (17/1).

Lantas siapa sosok Abu Bakar Baasyir? Abu Bakar Baasyir dikenal sebagai salah satu teroris yang terlibat peristiwa Bom Bali I pada tahun 2022.

Abu Bakar Ba’asyir, sosok terkenal dalam gerakan Islam radikal di Indonesia, telah meninggalkan jejak kontroversi sepanjang hidupnya. Sebagai mantan pemimpin Jemaah Islamiyah, kelompok ekstremis yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan teror di Asia Tenggara, Ba’asyir telah menjadi sosok yang memecah belah masyarakat Indonesia.

Dikenal karena pidato-pidatonya yang berapi-api dan sikap anti-Barat yang kuat, Ba’asyir berulang kali menjadi pusat kontroversi. Dukungannya terhadap jihad kekerasan dan perannya dalam menginspirasi dan merekrut militan telah menjadikannya target agensi penegak hukum di seluruh dunia.

Keterlibatan Ba’asyir dalam serangan bom Bali pada tahun 2002, yang menewaskan lebih dari 200 orang, memicu kemarahan internasional dan mengakibatkan penahanannya. Namun, vonisnya kemudian dibatalkan, menambah perdebatan yang terus berlanjut mengenai keterkaitannya dengan terorisme.

Meskipun kontroversi yang melingkupi Ba’asyir, dia tetap memiliki pengikut yang kuat di kalangan sebagian kecil masyarakat Indonesia yang simpatik terhadap ideologi ekstremisnya. Saat otoritas terus memantau aktivitasnya, pertanyaan tentang pengaruh dan dampak Ba’asyir terhadap situasi keamanan Indonesia tetap menjadi perhatian utama.

Masa Muda dan Kenaikan Populeritas Abu Bakar BaAsyir

Abu Bakar Baasyir dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1938 di Kota Jombang, Jawa Timur. Sejak kecil, Ba’asyir telah menunjukkan minat yang kuat terhadap agama Islam dan pendidikan agama. Dia belajar di pesantren tradisional dan mendapatkan reputasi sebagai seorang santri yang tekun dan berbakat.

Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Abu Bakar Baasyir aktif dalam gerakan Islam di Indonesia. Dia menjadi anggota berbagai organisasi Islam dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dakwah. Ba’asyir juga mulai mengembangkan jaringan dan pengikut yang setia, yang akan menjadi dasar kekuasaannya di kemudian hari.

Keberhasilan Ba’asyir dalam membangun jaringan dan memperoleh pengikut seiring waktu membuat namanya semakin dikenal di kalangan kelompok-kelompok Islam yang lebih radikal. Dia dipandang sebagai pemimpin yang karismatik dan dihormati, yang membawa ideologi ekstremis yang kuat.

Hubungan dengan Jemaah Islamiyah

Pada awal 1990-an, Abu Bakar Baasyir mulai terlibat dalam Jemaah Islamiyah (JI), sebuah organisasi ekstremis yang bertujuan untuk mendirikan negara Islam di Asia Tenggara. Ba’asyir menjadi salah satu pendiri JI dan berperan penting dalam mengembangkan struktur organisasi dan ideologi kelompok tersebut.

JI dipandang sebagai ancaman serius bagi stabilitas regional, dengan tujuan utamanya adalah melancarkan serangan teror di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Ba’asyir, dengan kekarismatikannya, mempengaruhi banyak orang untuk bergabung dengan JI dan berjuang untuk tujuan mereka.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa Ba’asyir hanyalah figur simbolis dalam JI, dengan peran yang lebih terbatas daripada yang diketahui oleh masyarakat umum. Beberapa ahli mengatakan bahwa dia lebih berfungsi sebagai “figur kepala” yang membantu menjaga keutuhan dan stabilitas organisasi.

Keterlibatan dalam Kegiatan Teroris

Ba’asyir terlibat dalam serangkaian kegiatan teroris yang dilakukan oleh JI dan kelompok terkait. Salah satu insiden paling mencolok adalah serangan bom Bali tahun 2002, yang merupakan salah satu serangan teror paling mematikan dalam sejarah Indonesia modern.

Bom Bali menargetkan klub malam yang ramai oleh turis asing, menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai ribuan lainnya. Ba’asyir didakwa sebagai dalang di balik serangan tersebut, meskipun dia selalu membantah keterlibatannya. Setelah pengadilan yang kontroversial, Ba’asyir dijatuhi hukuman penjara.

Namun, vonis Ba’asyir kemudian dibatalkan oleh pengadilan banding pada tahun 2006, dengan alasan kurangnya bukti yang kuat. Keputusan ini memicu kemarahan dan kontroversi baru, dengan banyak orang yang percaya bahwa Ba’asyir seharusnya tetap berada di balik jeruji besi.

Pernyataan dan Keyakinan Kontroversial

Selama bertahun-tahun, Ba’asyir membuat berbagai pernyataan kontroversial yang sering kali memicu kemarahan dan kecaman. Dia secara terbuka mendukung jihad kekerasan dan menyebut Amerika Serikat sebagai “musuh Islam”.

Ba’asyir juga mengeluarkan fatwa-fatwa yang membenarkan serangan teror dan pembunuhan terhadap mereka yang dianggap sebagai musuh Islam. Pernyataan-pernyataan ini tidak hanya membuat dia semakin terkenal dalam kelompok-kelompok ekstremis, tetapi juga memperkuat keyakinan dan motivasi para militan.

Tanggapan Internasional terhadap Aktivitas Baasyir

Aktivitas Ba’asyir telah menarik perhatian berbagai negara dan lembaga internasional. Dia telah menjadi target operasi penegak hukum di berbagai negara, termasuk Australia, Singapura, dan Amerika Serikat.

Banyak negara telah memasukkan Ba’asyir dalam daftar hitam teroris, membatasi pergerakannya dan melarang kontak dengannya. Upaya internasional untuk menangkap dan mengadili Ba’asyir telah menjadi bagian penting dari upaya global untuk memerangi terorisme.

Namun, beberapa negara dan kelompok hak asasi manusia telah mengkritik perlakuan terhadap Ba’asyir, menuduh bahwa dia telah menjadi kambing hitam dalam upaya untuk menumpas gerakan Islam radikal. Sementara itu, pendukungnya terus memperjuangkan pembebasan Ba’asyir dan menganggapnya sebagai pahlawan.

Pembebasan dan Pengaruh yang Berkelanjutan

Pada awal 2021, Ba’asyir dibebaskan dari penjara setelah menjalani hampir 10 tahun masa tahanan. Keputusan ini menuai kontroversi di Indonesia dan di seluruh dunia, dengan banyak yang merasa bahwa dia masih merupakan ancaman bagi keamanan nasional.

Meskipun Ba’asyir telah berjanji untuk tidak lagi terlibat dalam kegiatan teror, banyak yang tetap skeptis terhadap niatnya. Banyak yang khawatir bahwa pembebasan Abu Bakar Baasyir dapat memicu kembalinya kekuatan JI dan meningkatkan risiko serangan teror di wilayah itu.

Pengaruh Ba’asyir dalam mempengaruhi pemikiran dan keyakinan radikal juga tetap menjadi keprihatinan utama. Meskipun dia telah ditangkap dan dipenjara, ideologi dan pandangan yang dianutnya masih tersebar di kalangan kelompok-kelompok ekstremis di Indonesia dan di luar negeri.

Dampak Abu Bakar BaAsyir terhadap Radikalisasi dan Ekstremisme

Peran Abu Bakar Baasyir dalam mendorong radikalisasi dan ekstremisme di Indonesia tidak dapat diabaikan. Pidato-pidatonya yang memprovokasi dan dukungannya terhadap jihad kekerasan telah mempengaruhi banyak orang, terutama mereka yang terpinggirkan dan tidak puas dengan situasi sosial dan politik.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah melihat peningkatan kasus terorisme yang dilakukan oleh militan yang terinspirasi oleh ideologi Ba’asyir. Banyak yang percaya bahwa pengaruh dan peran Ba’asyir dalam gerakan radikal masih terasa, meskipun dia sendiri tidak lagi aktif di garis depan.

Jejak kontroversi Abu Bakar Baasyir telah menciptakan perpecahan dalam masyarakat Indonesia. Sementara beberapa melihatnya sebagai pahlawan yang melawan imperialisme Barat, yang lain menganggapnya sebagai ancaman bagi keamanan nasional.

Pembebasan Ba’asyir dan pengaruhnya yang berkelanjutan menimbulkan kekhawatiran yang serius. Dalam menghadapi ancaman terorisme dan radikalisme, Indonesia harus tetap waspada dan melibatkan semua pihak yang terlibat untuk menghadapi tantangan ini.

Ba’asyir dan kasusnya mencerminkan kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam memerangi terorisme. Penangkapan dan penahanan individu seperti Abu Bakar Baasyir hanya merupakan langkah awal dalam upaya yang lebih luas untuk mengatasi akar masalah radikalisme dan ekstremisme.

Sebagai negara yang beragam dan berkomitmen untuk demokrasi dan kebebasan beragama, Indonesia harus terus berjuang untuk menjaga stabilitas dan keamanan dalam konteks yang semakin kompleks ini. Hanya dengan kerjasama dan kesadaran bersama, kita dapat menghadapi tantangan ini dengan efektif dan melindungi masa depan yang lebih aman bagi semua.

 

Kunjungi Website Utama Kami di sini

Author

Leave a Reply